Sabtu, 29 Oktober 2011

Sinopsis The Princess's Man Eps. 13


The Princess' Man Eps. 13




Seung Yoo melihat mereka diantara perasaan sedih dan marah. Wajahnya tanpa gairah namun memancarkan kebencian. Seung Yoo berlalu meninggalkan mereka. Se Ryung marah dan berusaha melepaskan diri dari pelukan Shin Myun. 'Walaupun kita akan segera menikah, beraninya kau berbuat kasar padaku. Jangan pernah berpikir untuk bisa memiliki hatiku.' Dengan lembut Shin Mun berkata: Perlahan aku akan membuka hatimu.' dan ia pun meninggalkan Se Ryung.


Se Ryung memandangi punggungnya. Sementara itu Seung Yoo berjalan menyusuri jalan-jalan kota. Di benaknya terngiang banyak peristiwa yang berkaitan dengan Shin Myun dan Se Ryung, fakta bahwa Se Ryung adalah putri pembunuh ayahnya dan Shin Myun yang menghianati persahabatan.

P Sooyang menegur putrinya atas tindakannya membawa pergi menantu Kim Jeong Seo dan anaknya. Beraninya kau melawan hukum negara. Se Ryung menentang ayahnya. Ia memiliki argumentasinya sendiri: Menolong orang yang menderita kau sebut sebagai melanggar hukum? Kali ini P Sooyang tetap tidak mengubah pendapatnya, ia hanya berkata pada Se Ryung: Kelak kau akan tahu bahwa apa yang telah ayahmu lakukan ini adalah yang terbaik bagimu dan keluarga kita. Ayah dan anak mulai bersitegang karena pendapat dan pandangan mereka yang berseberangan. Tetapi seperti biasa di hadapan keluarganya, Apalagi Se ryeong, ia tidak pernah bisa marah pada putri kesayangannya itu ( kalo beneren di sejarahnya, pasti P.Sooyang udah dapet piala Oscar ).

Seung Yoo tiba di depan gerbang kantor polisi dimana kepala ayah dan pengikutnya pernah ditancapkan pada sebuah bambu dan menjadi tontonan. Kenangan itu membuatnya merasakan sakit kembali. Ia bertanya pada seseorang di tempat itu, apa yang terjadi dengan kepala-kepala itu kemudian? Jawabannya membuat Seung Yoo shock. Mungkin dikubur atau bisa saja dibuang di hutan dan menjadi makanan binatang buas. Bisa dibayangkan betapa terpukulnya Seung Yoo. Kenangan masa-masa bahagia bersama keluarganya di masa lalu muncul kembali.

Di rumah pelacuran, para preman datang. Mereka adalah anak buah Gong Chil goo. Mereka datang mencari Jo Seok ju karena mendengar bahwa pria itu sudah kembali. Seok ju hendak keluar tapi dilarang oleh Nyonya pemilik bar. Ia tak mau ada kerbutan. Wanita itu mendatangi mereka dan dengan tegas mengatakan Seok ju tidak ada disana. Mereka marah dan menyandera seorang gadis bar, dan memaksa agar Seok ju keluar. Seung Yoo masuk, semua melihat ke arahnya. Siapa kau? tanya penjahat itu.' kau terlihat seperti orang baru.' Seung Yoo tidak menjawab dan para preman menyerangnya. Terjadilah perkelahian antara Seung Yoo dengan para preman, Seung Yoo menang. Seok ju datang menengahi dan memandang tajam pada Seung Yoo.



Jika kau membunuh mereka semua apakah itu akan meredakan kemarahanmu? tanya Seok ju. ' Siapa kau sebenarnya?'. Salah seorang gadis bar ( ternyata beneran yang ini adalah waria :D... ) menanyakan nama Seung Yoo. Seung Yoo menjawab bahwa ia tak punya nama. Nyonya pemilik bar bertanya, apa yang akan kau lakukan disini? Tanpa gairah Seung Yoo menjawab ia tak punya tempat tujuan lagi.


Akhirnya Nyonya pemilik bar bersedia memberikan tempat tinggal dengan syarat Seung Yoo bekerja padanya sebagai pengawal, mengawal gadis-gadis penghibur itu. Seok ju keberatan, kelihatannya ia sedikit mencurigai identitas Seung Yoo. Tetapi akhirnya Seung Yoo menerima pekerjaan itu.

Di tempat lain Gong Chil goo mengamuk dan menghajar anak buahnya. Gong Chil goo diberitahu bahwa Seok ju datang membawa seseorang yang sangat menakutkan untuk bertarung engan Chil goo. Gong Chil goo semakin murka.

Seung Yoo teringat percakapan terakhirnya dengan Se Ryung. Namaku Lee Se Ryung, kumohon bertahanlah dan kembali untuk membunuhku. Aku bersedia mati di tanganmu...Seung Yoo menarik pedangnya. Di tempat lain Se Ryung memikirkan Seung Yoo, saat terakhir melihat Seung Yoo dan berita tenggelamnya kapal mereka.



Rencana pernikahan disusun ulang. Lady Sooyang menasehati putrinya panjang lebar dan meminta Se ryeong menemui putri.

Di kediaman putri, P Keum Seong sedang membeberkan rencananya pada Jeong jong dan putri. P Keum Seong berusaha memanfaatkan kedekatan Jeong jong untuk melemahkan Sin Myeon. Jeong jong menolak, tapi sia-sia. P Keum seong telah menyiapkan segalanya. Jeong jong harus ada di dekat Sin Myeon. Ia juga sudah menyiapkan 3 pengawal khusus untuk membantu tugas Jeong Jong. Mereka akan menyamar sebagai bodyguard Keum Seong.



Dalam perjalanan menuju rumah putri, Se Ryung bertemu P Geum Seong. Ia memberi hormat pada pamannya dan P Geum Seong berjanji akan menghadiri pernikahan keponakannya itu ( tentu saja dengan tujuan lain ).

Se Ryung memberi hormat pada putri. Putri menatapnya dengan sedih, tidak seperti biasanya kali ini putri menatap Se Ryung dengan iba. Ia memberi sedikit nasehat dan memberikan sesuatu pada Se Ryung. Ternyata cincin yang pernah dibelikan Seung Yoo untuk 'putri palsu'. Se Ryung meneteskan air mata, putri berusaha untuk tidak menangis. Ini mungkin akan menjadi pemberian terakhir dariku, kata putri. Se Ryung terus saja memandangi cincin itu dan memakainya di jari manis.



Jeong Jong merasa tertekan dengan tugas yang diembannya. Ia merasa tidak mampu melaksanakannya. Ia masih sedih kehilangan Seung Yoo, kini harus menghadapi Shin Myun. Tetapi putri berpendapat lain. Selama itu untuk melindungi adiknya, ia rela bahkan untuk mempertaruhkan hidupnya. Putri memberi semangat pada Jeong jong.

Shin Myun sedang merenung di ruang kerjanya ketika seorang pelayan kediaman putri datang membawa pesan bahwa Jeong Jong bersedia menjadi pendamping mempelai pria ( huhang ) seperti yang pernah dilakukannya ketika Jeong jong menikah. Shin Myun sangat gembira mendengarnya.

Salah seorang pengawal P Geum Seong berhianat. Ia melaporkan rencana P Geum Seong pada anak buah Sooyang bahwa Geum Seong tengah merencanakan sebuah 'pertunjukan besar' di hari pernikahan Se Ryung. P Sooyang diberitahu bahwa putri dan Jeong Jong juga akan dilibatkan dalam persekongkolan ini. P Sooyang meminta untuk merahasiakan rencana ini.

Seung Yoo mulai melaksanakan tugasnya sebagai pengawal. Ia berpakaian layaknya seorang pendekar. Ia terlihat begitu tampan berdiri mengawasi para tamu. Para wanita penghibur menjadi terpesona bahkan sampai mengabaikan tamu. Seorang tamu mulai marah dan berusaha mengganggu Seung Yoo dengan menyiram mukanya dengan minuman keras, melemparinya dengan makanan bahkan pisau. Wang No geol disebelahnya ketakutan tetapi Seung Yoo tak bergeming. Tamu itu merasa disepelekan dan berusaha menyerang Seung Yoo. Tetapi Seung Yoo dapat menangkisnya dengan satu tangan.

Seung Yoo berusaha mencari tahu keadaan kakak ipar dan keponakannya di kantor polisi. dari mereka, Seung Yoo mendapat informasi bahwa tawanan wanita dijadikan sebagi budak. Tiba-tiba Shin Myun datang, Seung Yoo segera menyembunyikan wajahnya. dan setelah Shin Myun pergi, para pengawal menggunjingkan dirinya. Ia terlihat semakin tampan karena akan segera menikah. Ia akan menjadi keluarga kerajaan dalam waktu dekat karena menikahi putri P Sooyang. Seung Yoo mendengar semuanya.



Di tempat lain ia justru mendengar kabar kalau kakak ipar dan keponakannya telah terjun ke sungai. Mereka mengalami hidup yang sangat berat karena anak itu menderita sakit parah. Seung Yoo tidak percaya tetapi wanita itu memastikan kebenarannya. Seung Yoo mengamuk. Para pengawal di rumah itu keluar dan menghajar Seung Yoo. Pemilik rumah datang ( sekutunya P.Sooyang..aku ga tau namanya), untung ia tidak mengenali wajah Seung Yoo.

Seung Yoo kembali dengan langkah gontai, ia telah kehilangan semangat hidupnya sekali lagi. Malamnya ia lampiaskan segala kegalauan hatinya dengan melatih bela diri mati-matian. Ia mendengar percakapan Wang No geol dengan gadis bar yang seorang waria itu. Wang No geol bertanya apa hubungan Seok ju deng Gong Chil goo, mengapa mereka bermusuhan? Ternyata Chil goo adalah mantan orang kepercayaan Seok ju yang menghianati Seok ju dengan memanfaatkan anak gadisnya. Seung Yoo mendengar perkataan itu, kemarahannya semakin menjadi-jadi pada Se Ryung dan Sooyang.


Jeong jong dan Shin Myun bertemu, pertemuan berlangsung dengan suasana kaku, masing-masing menyimpan perasaannya. Kembali dari bertemu Shin Myun, Jeong jong terlihat bimbang namun dengan ceria ia berkata pada putri bahwa ia akan selalu melindungi putri dan raja. Putri tersentuh dengan kesungguhan Jeong jong.

Se Ryung pergi ke kuil, Seung Yoo mengikutinya dari belakang. Shin Myun datang ke kediaman Se Ryung untuk memberikan hadiah pernikahan, tetapi pelayan mengatakan bahwa Se Ryung pergi ke kuil. Shin Myun menyusulnya. Se Ryung berjalan di sepanjang jalanan kota, lalu berhenti di depan rumah gisaeng, dimana ia dan Seung Yoo pernah berjanji untuk saling bertemu. Teringat masa-masa indahnya bersama Seung Yoo. Seung Yoo memandanginya dari jauh.

Shin Myun menunggu Se Ryung di kuil. Di tengah jalan,Seung Yoo bersiap hendak menyerang Se Ryung dengan talinya, tiba-tiba seseorang memanggil: Agashi !!! ternyata Shin Myun. Seung Yoo mengurungkan niatnya. Shin Myun memberikan hadiah berupa hiasan rambut yang indah untuk Se Ryung, gadis itu menerimanya dan meminta ijin untuk berdoa.

Se Ryung meletakkan cincin Seung Yoo diatas altar dan berdoa, mendoakan Seung Yoo. Seung Yoo melihat semuanya dari persembunyiannya. Setelah Se Ryung pergi, Seung Yoo pergi ke altar tersebut. Ia melihat cincin yang akan diberikan pada Se Ryung saat menjadi putri palsu dan mengambilnya. Tiba-tiba Se Ryung teringat kenangannya dan kembali hendak mengambil cincinnya. Namun cincin itu sudah hilang. Ia berusaha mencarinya dan melihat sesosok tubuh berbaju gelap dibalik pohon dan berusaha meminta kembali cincinnya. Seung Yoo berdiri membelakangi Se Ryung. Aku tidak tahu siapa dirimu, kumohon kembalikan cincinku. Cincin itu sangat berharga bagiku, itu milik kekasihku dan aku mencintainya lebih dari apapun. Mendengar kata-kata Se Ryung, Seung Yoo yang semula hendak pergi langsung menghentikan langkahnya. Tetapi akhirnya ia tetap pergi juga tanpa menoleh sedikutpun. Se Ryung terkejut, salah satu cincinnya sudah hancur. Ia mengambilnya dengan sedih.


Hari pernikahan telah tiba. Semua sibuk mempersiapkan pesta. Hidangan lezat dan dekorasi yang indah dipasang. Se Ryung memberi hormat pada ayah dan ibunya. Mereka menasehati dan memberi selamat atas pernikahan putri mereka, tak terkecuali adik-adik Se Ryung. Jeong jong bersiap menghadiri pernikahan sahabatnya itu. Putri agak mengkhawatirkannya dan berpesan: Jaga dirimu baik-baik. Jeong jong tersenyum menggoda istrinya. Ada angin apa sampai putri yang sombong ini mengkhawatirkanku? tanyanya. Putri menjadi malu dan berusaha mengalihkan pembicaraan tetapi Jeong jong memeluknya. Putri sangat terkejut, sikapnya menjadi kaku. Tetapi dengan lembut Jeong jong kembali menegaskan bahwa dirinya akan melindungi putri. Putri menangis terharu dan sikapnya mulai melunak. Ia bahkan menyandarkan wajahnya di bahu Jeong jong.

P Geum Seong bersiap, Jeong jong mendekatinya. Ia memohon pada P Geum Seong jika kelak misinya berhasil, ia meminta P Geum Seong membiarkan Shin Myun tetap hidup. Tentu saja P Geum Seong menolak, apakah kau sudah lupa dengan apa yang dilakukannya selama masa kudeta? Jeong jong mengancam akan membatalkan keikutsertaannya. Akhirnya P Geum Seong mengalah dan berjanji akan membiarkan Shin Myun tetap hidup.

Shin Myun terlihat bahagia melihat kedatangan Jeong jong.

Pengawal P Sooyang berjaga ketat di sekitar kediaman mereka. P Sooyang dan anak buahnya tengah menyusun strategi. Diam-diam Seung Yoo menyelinap masuk dengan menyamar sebagai pembawa barang.

Se Ryung mendapat nasehat pernikahan dari ibunya, ia teringat kata-kata Seung Yoo saat menjadi gurunya ia pernah mengatakan bahwa setelah menikah, wanita adalah bayangan bagi suaminya. Se Ryung meneteskan air mata. Se Ryung berkata ” Aku selalu ingin menjadi bayangannya” ( Seung Yoo maksudnya ).


Meski wajahnya dirias dengan cantik dan mengenakan pakaian pengantin yang sangat indah, Se Ryung tak berhenti menangis. Yeo ri sedih melihat penderitaan majikannya itu. Mempelai pria datang bersama rombongan dengan pemimpin rombongannya adalah Jeong jong. P Geum Seong juga hadir dan disambut dengan ramah oleh P Sooyang bahkan mereka masih sempat berbasa-basi.


Se Ryung tampak sangat tertekan. Bayangan kenangan bersama Seung Yoo terus saja mengganggunya, saat Seung Yoo menciumnya di hutan. Ia melamun, seseorang berdiri di belakangnya, mengendap-endap mendekati dengan sebuah tali dan membungkam mulut Se Ryung dengan tali itu...

Itu adalah Kim Seung Yoo..........


Tidak ada komentar:

Posting Komentar