Jumat, 25 November 2011

Sinopsis The Princess's Man Eps.16


THE PRINCESS'S MAN EPS. 16





Seung yoo menebaskan pedangnya tanpa ampun ke tubuh Onyeong. Di tempat lain, P Sooyang sedang sangat berbahagia. Hari yang indah, katanya. Seung yoo meninggalkan tulisan di mayat Onyeong dengan darah. Tulisan itu berbunyi: Dae Ho ( nama samaran mendiang ayahnya yang artinya harimau ).



Keluarga P Sooyang memberi selamat kepada ayahnya atas keberhasilannya. P Sooyang menanyakan keberadaan se ryeong, meski ia sudah tahu jawabannya. Lady sooyang menjawab, se ryeong sedang sakit.

Seung yoo kembali ke rumah pelacuran dan Seok ju sudah menunggunya. Ia hanya berpesan: Jangan tinggalkan tempat ini kecuali kau memang menginginkannya. Kelihatannya Seok ju sudah semakin memahami Seung yoo.

Malam itu seorang polisi mendatangi kediaman P Sooyang. Ia menggedor pintu dan berteriak untuk segera dibukakan pintu, ada pesan penting yang hendak disampaikannya pada P Sooyang. Ia menyampaikan pesan dari Sin Myeon tentang berita terbunuhnya P Onyeong. P Sooyang sangat terkejut, pegawai itu juga mengatakan pembunuhnya meninggalkan pesan berupa tulisan darah berbunyi Dae Ho.

Yeo ri yang mencuri dengar, menyampaikan berita itu pada Se ryeong. Dae Ho? Tanyanya heran. Sesaat ia teringat kata-kata Seung yoo: Asalkan bisa membunuhmu dan ayahmu serta membalas dendam atas kematian keluargaku, hidupku sudah tidak penting lagi. Se ryeong merasa Seung yoo ada hubungannya dengan pembunuhan ini.

P Sooyang mendatangi rumah P Onyeong dan melihat sendiri tulisan darah yang berbunyi Dae Ho itu. Ia jelas tahu siapa yang disebut Dae Ho. Sin Myeon diminta mengawal P Sooyang karena kejadian itu semua pendukung P Sooyang pasti diincar oleh pembunuh itu. Sin Myeon berjanji akan mengerahkan pasukannya demi menjaga keselamatan mereka..

Raja duduk di singgasana untuk terakhir kalinya. P Sooyang menghadap. Di luar beberapa pejabat dan akademisi berteriak memohon agar raja menarik kembali perintahnya. Saat rombongan P Sooyang tiba, salah seorang diantara mereka mencaci maki dirinya. Ia adalah guru Sin Myeon, Seung yoo dan Jeong Jong. Ia mengungkapkan kekecewaannya pada ayah Sin Myeon.

P Sooyang menghadap raja dan raja meminta P Sooyang berjanji untuk membiarkan P Keum Seong hidup. Tuduhan atas kejahatannya dan hukuman mati tidak dilanjutkan namun P Keum seong akan dibuang. Raja memerintahkan kepala kasim untuk menyiapkan stempel istana. Stempel Istana adalah simbol kekuasaan raja.

Raja berdiri di depan semua menteri, pejabat dan akademisi. Kasim datang membawa stempel di tangannya. Raja akhirnya memberikan stempel kerajaan kepada pamannya sebagai tanda ia telah menyerahkan jabatannya kepada P Sooyang. Paman kumohon jadilah raja yang baik, hanya itu pesan dari raja. Dan stempel kerajaan pun sudah berada di tangan P Sooyang.


Lady Sooyang menyampaikan kabar baik itu pada putra-putrinya. Ia berkata kelak mereka akan menjadi pangeran dan putri. Semua menunjukkan kebahagiaan kecuali Se ryeong, ia malah mengundurkan diri. Soong mengikutinya.

Soong apakah kau bahagia menjadi putra mahkota? Tanyanya pada adik laki-lakinya. Soong menjawab: Aku tidak sekuat kakak, aku hanya mengikuti apa yang ayah inginkan. Tetapi kelak aku tidak akan membunuh seperti ayah. Se ryeong tersenyum.

Seung yoo mendengar kabar penyerahan tahta kepada P Sooyang. Pria itu telah menjadi raja. Ia berang dan nyaris berbuat onar. Cho hui berusaha mengingatkannya. Seung yoo menghunus pedang dan berjalan keluar. Seok ju menyusulnya mencegah Seung yoo bertindak gegabah. Seung yoo marah dan menghunus pedang pada Seok ju: Siapa yang menghalangi jalanku akan mati, katanya.

Benarkah? Tanya Seok ju mengehek. Aku tidak akan mati ditangan seseorang yang masih hijau seperti dirimu. Dan dengan mudah ia berhasil mengalahkan Seung yoo.

Seok ju berusaha memberinya nasehat agar Seung yoo tidak bertindak gegabah atau ia hanya akan mati sia-sia. Akhirnya Seung yoo mengalah dan menuruti kata-kata Seok ju.


Mereka minum bersama, Seok ju melihat kehampaan dalam hidup seung yoo. Pria itu nyaris tak punya semagat hidup. Mengapa kau tidak mati saja di pulau itu? Tanyanya. Seung yoo menjawab, aku harus membunuh Sooyang dahulu sebelum aku mati. Akhirnya mereka mabuk berat. Seok ju bertanya mengapa seung yoo tidak lari saja bersama wanita itu. Mereka bisa hidup bersama dan memiliki seorang anak. Akhirnya mereka tertidur pulas.

Seung yoo teringat semua kejadian yang telah berlalu. Pertemuan pertamanya dengan Se ryeong, dan juga P Sooyang. Kenangan itu membbuatnya bersemangat melatih ilmu beladirinya.


Hari itu P Sooyang berangkat ke istana untuk menjalankan tugas pertamanya sebagai raja. Ia berpamitan pada keluarganya dan meminta mereka bersiap untuk segera memasuki istana. Namun saat giliran Se ryeong, gadis itu tidak bereaksi namun tiba-tiba ia mencaci maki ayahnya.


Apakah ayah sudah puas sekarang? Se ryeong bertanya apakah ayahnya puas telah berhasil merebut tahta dari keponakannya sendiri dan membunuh saudara-saudaranya. P Sooyang berusaha tenang menimpali cercaan putrinya. Se ryeong tidak mau berhenti dan membuat Sin Myeon marah. Ia menyeret Se ryeong pergi. Se ryeong terus memberontak.


Hentikan sikap keras kepalamu! Parintah sin Myeon pada Se ryeong. Hari ini ayahmu naik tahta. Suka atau tidak suka kau akan tetap dipanggil putri. Meskipun kau berusaha melarikan diri, kau akan tetap menjadi seorang putri dan aku akan menjadi menantu kerajaan.

Se ryeong menegaskan sekali lagi bahwa ia tak akan menikahi Sin Myeon.

P Sooyang tiba di istana. Putri dan Jeong jong ada disana. Hari itu raja terdahulu akan dikirim keluar istana. Putri dan Jeong jong akan menemaninya. Dengan sinis putri mengucapkan selamat pada P Sooyang. Kau sudah banyak ‘berkorban’ untuk semua ini. Ia menyindir pamannya itu.


Raja terdahulu melangkah dengan sedih meninggalkan istana. Putri menyambutnya dengan sedih. Namun kelihatannya raja merasa senang bisa berkumpul kembali dengan kakak dan iparnya.
P Sooyang telah mengenakan pakaian kebesarannya. Sekarang dialah raja di negeri ini. Ia melangkah dengan penuh rasa percaya diri ke singgasana



Para menteri datang memberinya penghormatan dan P Sooyang mengucap sumpah jabatannya. Ia juga mengadakan jamuan sebagai ucapan terimakasih. Ia sangat berterimakasih pada para pendukung setianya. Tiba-tiba ia berkata. Kenyataannya aku telah membunuh banyak orang untuk mendapatkan posisi in. Aku berusah bertanya ratusan kali pada diriku sendiri, mengapa aku sangat menginginkan posisi ini.
Sin Sook joo bertanya, apakah kau sudah mendapatkan jawabannya?
P Sooyang menggeleng.

Di tempat pelacuran Wang No geol sedang berusaha menggoda No Eng, gadis muda di tempat itu, No Eng marah. Tiba-tiba datang sekumpulan preman, anak buah Gong Chil goo. Wang No geol langsung mencari Seok ju dan melaporkannya. Seok ju datang menghadapi para anak buah Chil goo. Tiba-tiba para preman itu berlutut di hadapan Seok ju, mereka memohon maaf dan ingin kembali pada Seok ju. Gong Chil go mengamuk begitu mendengar anak buahnya membelot kembali pada Seok ju.

Sin Myeon mendapat kabar dari Ja Beon, asistennya, tentang seseorang yang mencoba mencari tahu tentang keluarga Kim Jeong seo. Sin Myeon terkejut. Seperti apa dia? tanyanya. Ja Beon menjawab ia nampak seperti seseorang yang menyedihkan. Sin Myeon teringat kembali tulisan di mayat Onyeong, Dae Ho.

Malam itu Seung yoo kembali beraksi. Kali ini sasarannya adalah Sin Sook joo, ayah Sin Myeon. Ia berhasil melumpuhkan para pengawal. Beruntung Sin Sook joo, Sin Myeon datang bersama anak buahnya. Perkelahian pun tak dapat dihindarkkan antara Sin Myeon dan Seung yoo. Seperti biasa Seung yoo selalu mengenakan penutup wajah.


Kau yang menculik tunanganku, penjahat! Kata Sin Myeon. Mereka bertarung
Siapa kau sebenarnya? Tanya Sin Myeon, mungkinkah….
Seung yoo kembali menyerang dan melukai tangan sin Myeon. Anak buahnya datang dan Seung yoo pergi.


Guru mengunjungi Jeong Jong. Ia sangat khawatir dengan keadaan Jeong Jong. Ia mengira Jeong Jong-lah pelaku pembunuhan dan penyerangan itu. Jeong Jong meyakinkan bahwa itu bukan dirinya. Gurunya merasa lega. Jeong Jong merasa ia mengetahui siapa pelakunya.
Kurasa aku tahu siapa dia, katanya. Gurunya terkejut. Tiba-tiba seseorang datang, Jeong Jong meminta ijin paa gurunya. Ternyata Seung yoo. Jeong jong melihat sedikit luka di wajah Seung yoo.
Mengapa wajahmu terluka? Tanyanya
Bukan apa-apa,jawab seung yoo sambil memalingkan wajah. Jeong jong bertanya benarkah Seung yoo pelakunya? Yang membunuh P Onyeong dan menyerang sin Myeon? Jeong Jong meminta Seung yoo menyerah dengan ambisi balas dendamnya. Ia sangat mengkhawatirkan keselamatan Seung yoo karena P Sooyang sangat kuat.


Tiba-tiba Guru keluar dan melihat Seung yoo, ia juga melihat darah di wajah Seung yoo.
Benarkah kau Seung yoo? Tanyanya tak percaya. Kau masih hidup?
Seung yoo mengangguk dengan mata berkaca-kaca. Pertemuan antara guru dan murid yang sangat mengharukan.
Jangan menangis seung yoo, Jangan menangis. Kata Guru ( padahal dia sendiri juga nangis ). Lalu mereka saling berpelukan dan menangis haru.

Guru seperti halnya Jeong Jong juga berusaha menasehati Seung yoo untuk berhenti melawan P Sooyang. Tetapi seung yoo tetap keras kepala dan tetap pada pendiriannya.

P Sooyang mendengar kabar tentang usaha pembunuhan Sin Seok joo. Siapa yang berani melakukan ini? Tanyanya berang.

Se ryeong menolak untuk mengikuti upacara pelantikan. Ibunya sangat marah dan meminta se ryeong untuk tidak bersikap keras kepala. Ia juga tidak mau putrinya dipandang sebagai putri yang tidak berbakti. Se ryeong seperti biasa, keras kepala. Akhirnya Lady Sooyang memberitahukannya tentang usaha pembunuhan calon ayah mertuanya, Sekretaris Sin dan Sin Myeon yang terluka karena berusaha melidungi ayahnya. Setidaknya di hadapan mereka kau harus bersikap baik, kata Lady Sooyang akhirnya.

Paginya Se ryeong meninggalkan rumah. Ia hanya meninggalkan sepucuk surat yang isinya: Aku segera kembali. Ibunya nyaris pingsan.

Chil goo yang sedang berang menemui Sin Myeon, kepadanya ia bercerita tentang seorang bajingan di Mapo pier yang memiliki julukan Bing Ock Kwan. Ia adalah seseorang yang berhasil menyelamatkan diri dari kapal yang membawa para tahanan ke Pulau Kanghwa.

Sin Myeon dan anak buahnya kembali mendatangi rumah pelacuran itu. Seok ju melihat mereka. Ia mencari seung yoo tapi Seung yoo tidak berada di kamarnya. Ia memerintahkan Wang No geol untuk memberitahu Seung yoo, sementara dirinya akan berusaha mengalihkan perhatian.

Se ryeong diam-diam pergi ke Mapo Pier, disana ia melihat tempat itu dikepung Sin Myeon dan anak buahnya.

Seung yoo berada di tempat pandai besi untuk mengasah pedangnya. Ia kembali namun berselisih jalan dengan No geol. No geol tidak melihat Seung yoo. Dengan santai Seung yoo berjalan di jalanan kota.


Seok juu berusaha mengalihkan perhatian para polisi itu. Seung yoo melihat mereka, ia juga melihat Sin Myeon. Sin Myeon hampir saja melihatnya, tiba-tiba sebuah tangan menariknya ke tempat tersembunyi. Se ryeong….. ternyata dia.



Seung yoo terkejut, mereka saling berpandangan dan,,,,,,,,,,,,,




bersambung ^^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar