Sabtu, 15 Oktober 2011

Sinopsis The Princess's Man Eps. 10


The Princess's Man Eps. 10



Merasa gerakan mereka sudah berhasil, P Sooyang memutuskan raja harus kembali ke istana. Putri berharap bisa mendampinginya tetapi P Sooyang tidak mengijinkannya. Raja yang masih sangat muda itu berusaha menenangkan kakaknya dan memintanya untuk tidak mengkhawatirkannya. Aku akan melakukan yang terbaik, katanya pada putri. Putri sangat sedih dan hamper pingsan. Jeong Jong memegang di belakangnya. Sikap putri sudah agak melunak pada suaminya.



Di dalam istana, raja ditekan untuk membuat kebijakan-kebijakan seperti yang mereka inginkan. Tujuan utamanya adalah menempatkan P Sooyang di posisi strategis sebagai Perdana Menteri pertama, menggantikan posisi mendiang Kim Jeong Seo. Raja tidak berdaya, 'Lakukan saja' perintahnya.

Seung Yoo berjalan dengan gontai di sepanjang jalanan kota dengan tubuh bersimbah darah kering dan pakaian compang-camping. Ia sudah kehilangan segalanya, ayah, keluarga, karir, wanita yang dicintainya bahkan mungkin hidupnya ( #tragis# ). Sementara Se Ryung juga hancur hatinya mendengar kematian Seung Yoo. Tubuhnya sangat lemah dan hanya berbaring saja di kamarnya sambil terus menangis.



Di depan gerbang istana , Seung Yoo melihat kepala ayahnya dan pengikutnya ditancapkan dalam sebilah bambu dan dipasang di jalanan. 'Mereka sungguh tidak memiliki belas kasihan'. bisik seorang wanita pada temannya. Hati Seung Yoo hancur dan dipenuhi kesedihan dan kemarahan. Ia berjalan tanpa arah dan tujuan dan tiba di depan rumah P Sooyang.

Pesta penyambutan tengah dipersiapkan di rumah P Sooyang. Banyak orang berkumpul di depan rumah mereka dan Seung Yoo ada diantara mereka, mengamati dan mencari kesempatan untuk menyerang. Ia menyaksikan semuanya, P Sooyang datang dengan tandu disertai wajah penuh kemenangan, Seung Yoo dipenuhi kemarahan. Ia berhasil melumpuhkan seorang pengawal dan merampas pedangnya. Matanya selalu tertuju pada Sooyang, siap menerkam dengan pedangnya. Ia hendak mencabut pedangnya saat tiba-tiba ia melihat sosok wajah yang sangat dikenalnya diantara keluarga P Sooyang, Ia melihat Se Ryung. Seorang wanita berkata: " Lihat itu, gadis itu putri tertua mereka. P Sooyang sangat menyayanginya lebih dari yang lain." Seung Yoo shock melihat Se Ryung diantara mereka, lebih terkejut lagi mengetahui fakta bahwa Se Ryung adalah putri laki-laki yang membunuh ayah dan keluarganya. 



Terngiang jelas di benaknya saat-saat indah bersama Se Ryung, ia diliputi kemarahan yang amat sangat dan tanpa pikir panjang langsung menyerang P Sooyang. Terang saja anak buah Sooyang bisa meringkusnya dengan mudah. Se Ryung melihatnya, Seung Yoo dipukul hingga tak sadarkan diri. Se Ryung menangis berteriak dan meronta memanggil Seung Yoo dan berusaha mendekatinya. Para pengawal menyeret gadis itu memasuki rumahnya. P Sooyang melihat kejadian itu dengan ekspresi sangat tenang.




Lady Sooyang mendatangi putrinya. Ia sangat marah dengan kelakuan Se Ryung, ia nyaris hendak menampar putrinya itu. Namun melihat penderitaan Se Ryung ia tidak tega dan memeluk putrinya itu. Mengapa kau bisa memiliki perasaan yang begitu dalam padanya? tidak bisakah kau melupakannya? tolong lupakan dia, pinta Lady Sooyang pada putrinya. Se Ryung hanya menangis tersedu-sedu.



P Sooyang menegur Shin Myun, Shin Myun meminta maaf telah membiarkan Seung Yoo hidup. P Sooyang kembali memprovokasi dirinya dengan halus. Shin Myun berjanji akan selalu mengingatnya.

Se Ryung sangat menderita dan menyalahkan dirinya sendiri. ' Seharusnya aku memberitahu segalanya sejak awal tentang siapa diriku, maka ia tidak akan menderita seperti sekarang.' Sekali lagi ia berusaha menemui ayahnya dan memohon untuk tidak membunuhnya. Kali ini P Sooyang tidak mau mengubah keputusannya. Se Ryung sangat marah pada ayahnya.

Belum puas membunuh Kim Jeong Seo, kali ini P Sooyang dan pengikutnya mengincar P Anpyong, adik kandungnya sendiri. Putri senang sekali mendengar pamannya yang satu itu masih hidup, tetapi terlambat. Saat ia tiba di kediaman pamannya, Shin Myun sudah membawa P Anpyeong ke istana. Putri dan Jeong Jong mengawasi mereka dari jauh. Tinggal satu harapan putri, pamannya yang lain, P Geum Seong. P Geum Seong mendukungnya dan berjanji untuk menghadapi P Sooyang.



Jeong Jong berusaha menemui Seung Yoo di dalam penjara, ia datang bersama gurunya. Berharap untuk bisa meluluhkan hati Shin Myun. Shin Myun menemui Seung Yoo, matanya memancarkan kesedihan. Tetapi ia tetap mengatakan bahwa esok Seung Yoo akan menjalani hukuman mati. Jeong Jong marah mendengar kata-kata Shin Myun. Seung Yoo semakin frustasi menerima keadaan ( terutama berkaitan dengan Se Ryung ). Ia meronta dan menangis, Jeong Jong berusaha menenangkannya dengan sedih. Shin Myun meninggalkan mereka.


Shin Myun merenung di ruangannya, gurunya datang menghampiri. ' Pasti ini berat untukmu, Myun ah...' katanya.
'Tidak!' jawab Shin Myun.' Demi ayah dan keluargaku aku telah memilih jalanku. Aku tidak menyesalinya.' (Paling nyesel kamu akhir-akhirnya Myun)
' Ini kesempatan terakhir bagimu, kembalilah pada dirimu yang sebenarnya.'
Shin Myun tetap keras kepala dan mengingkari hati nuraninya. Ia menyuruh Ja Beom mempersiapkan semua keperluan untuk eksekusi ( matanya tetep nggak bisa bohong.....)

Se Ryung mendengar semua pembicaran mereka dan ia sangat marah dan meminta Shin Myun membantu Seung Yoo. Kali ini Shin Myun di puncak kecemburuannya. Ia marah dan berkata pada Se Ryung." Aku ini tunanganmu dan jangan pernah lagi menyebut namanya lagi di depanku!' Se Ryung marah dan mengejek Shin Myun sebagai sahabat yang menghianati temannya. Shin Myun menjawab dingin, 'aku hanya melakukan tugasku.'



Hari pelaksanaan eksekusi, P Sooyang mempersiapkan diri. Seorang pelayan memintanya keluar. Di halaman rumah mereka, Se Ryung berlutut dengan sebilah pedang didekatnya. Wajahnya pucat dan lemah, ia memohon pada ayahnya untuk membebaskan Seung Yoo dari hukuman mati. ' Menggunakan tubuhmu untuk menekan ayahmu demi cinta?'
Bukan! jawab Se Ryung, aku melakukan ini untuk menyelamatkan orang yang tidak bersalah. Se Ryung tidak main-main dengan ancamannya, ia bahkan melukai lehernya dan mengancam akan menebas lehernya sendiri jika hukuman itu dilakukan. Darah mengalir dari lukanya, Jika kalian membunuhnya maka aku akan ikut dengannya tanpa ragu.' ( Good Job ! bahkan aku pun bisa ngak punya keberanian semacam itu –- Aku salut banget)



Semua tawanan diseret ke tempat eksekusi, termasuk Seung Yoo. Para algojo sudah siap dengan pedang mereka. Satu persatu para tawanan menerima giliran mereka untuk dipenggal kepalanya, termasuk Seung Yoo. Se Ryung juga masih bertahan dengan pedang di lehernya menanti keputusan atas Seung Yoo.

P Sooyang dan anak buahnya hendak menghadiri eksekusi, tiba-tiba serombongan orang datang, mereka adalah Putri, Jeong Jong, P Geum Seong diikuti para profesor yang meminta pembebasan atas P Anpyong dan para tawanan yang lain yang dihukum mati. Akhirnya raja muda angkat bicara, dengan bijaksana ia mengatakan bahwa sudah terlalu banyak korban nyawa. 

Tibalah giliran Seung Yoo untuk dieksekusi. Tiba-tiba datanglah seorang utusan membawa perintah raja untu membatalkan hukuman mati dan sebagai gantinya mereka akan dibuang ke Pulau Kanghwa sebagai pelarian. Seung yoo menatap langit yang mulai cerah (td langitnya berawan mendung)......entah apa artinya ini,,



Para pengikut P Sooyang tidak puas dengan keputusan ini, mereka heran mengapa P Sooyang menerima begitu saja termasuk lolosnya Seung Yoo. Semua bertanya-tanya. Hanya Shin Myun yang tahu, ini kemauan P Sooyang karena alasan khusus, putrinya. 
( Sebenarnya ini Ayah yang baik ato Jahat sih ??? Rubah berekor dua)

Se Ryung diberitahu sendiri oleh P Sooyang tentang bebasnya Seung Yoo. Tetapi dia akan segera dibuang ke Pulau Kanghwa esok pagi. Ia langsung menemui Seung Yoo di penjara. Shin Myun dan Ja Beom melihatnya. ' Biarkan saja, ini kesempatan terakhirnya ( bertemu Seung Yoo maksudnya )'

Se Ryung berdiri di depan trali, Seung yoo melihatnya tak percaya. Tiba-tiba Seung Yoo meraih leher Se Ryung dan mencekik leher Se Ryung..........



To Be Continue…………



sumber : www.sinopsisdramakorea.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar