The Princess's Man Eps. 10
Merasa gerakan mereka
sudah berhasil, P Sooyang memutuskan raja harus kembali ke istana. Putri
berharap bisa mendampinginya tetapi P Sooyang tidak mengijinkannya. Raja yang
masih sangat muda itu berusaha menenangkan kakaknya dan memintanya untuk tidak
mengkhawatirkannya. Aku akan melakukan yang terbaik, katanya pada putri. Putri
sangat sedih dan hamper pingsan. Jeong Jong memegang di belakangnya. Sikap
putri sudah agak melunak pada suaminya.
Di dalam istana, raja
ditekan untuk membuat kebijakan-kebijakan seperti yang mereka inginkan. Tujuan
utamanya adalah menempatkan P Sooyang di posisi strategis sebagai Perdana
Menteri pertama, menggantikan posisi mendiang Kim Jeong Seo. Raja tidak
berdaya, 'Lakukan saja' perintahnya.
Seung Yoo berjalan dengan
gontai di sepanjang jalanan kota
dengan tubuh bersimbah darah kering dan pakaian compang-camping. Ia sudah
kehilangan segalanya, ayah, keluarga, karir, wanita yang dicintainya bahkan
mungkin hidupnya ( #tragis# ). Sementara
Se Ryung juga hancur hatinya mendengar kematian Seung Yoo. Tubuhnya sangat lemah
dan hanya berbaring saja di kamarnya sambil terus menangis.
Di depan gerbang istana , Seung Yoo melihat kepala ayahnya dan pengikutnya
ditancapkan dalam sebilah bambu dan dipasang di jalanan. 'Mereka sungguh tidak memiliki belas kasihan'.
bisik seorang wanita pada temannya. Hati Seung Yoo hancur dan dipenuhi
kesedihan dan kemarahan. Ia berjalan tanpa arah dan tujuan dan tiba di depan
rumah P Sooyang.
Pesta penyambutan tengah
dipersiapkan di rumah P Sooyang. Banyak orang berkumpul di depan rumah mereka dan Seung Yoo
ada diantara mereka, mengamati dan mencari kesempatan untuk menyerang. Ia
menyaksikan semuanya, P Sooyang datang dengan tandu disertai wajah penuh kemenangan,
Seung Yoo dipenuhi kemarahan. Ia
berhasil melumpuhkan seorang pengawal dan merampas pedangnya. Matanya selalu
tertuju pada Sooyang, siap menerkam dengan pedangnya. Ia hendak mencabut
pedangnya saat tiba-tiba ia melihat sosok wajah yang sangat dikenalnya diantara
keluarga P Sooyang , Ia melihat Se Ryung. Seorang wanita berkata:
" Lihat itu, gadis itu putri tertua mereka. P Sooyang sangat menyayanginya
lebih dari yang lain." Seung Yoo shock melihat Se Ryung diantara mereka,
lebih terkejut lagi mengetahui fakta bahwa Se Ryung adalah putri laki-laki yang
membunuh ayah dan keluarganya.
Terngiang jelas di
benaknya saat-saat indah bersama Se Ryung, ia diliputi kemarahan yang amat
sangat dan tanpa pikir panjang langsung menyerang P Sooyang. Terang saja anak
buah Sooyang bisa meringkusnya dengan mudah. Se Ryung melihatnya, Seung Yoo
dipukul hingga tak sadarkan diri. Se Ryung menangis berteriak dan meronta
memanggil Seung Yoo dan berusaha mendekatinya. Para
pengawal menyeret gadis itu memasuki rumahnya. P Sooyang melihat kejadian itu
dengan ekspresi sangat tenang.
Lady Sooyang mendatangi
putrinya. Ia sangat marah dengan kelakuan Se Ryung, ia nyaris hendak menampar
putrinya itu. Namun melihat penderitaan Se Ryung ia tidak tega dan memeluk putrinya itu. Mengapa kau bisa memiliki perasaan yang begitu
dalam padanya? tidak bisakah kau melupakannya? tolong lupakan dia, pinta Lady
Sooyang pada putrinya. Se Ryung hanya menangis tersedu-sedu.
P Sooyang menegur Shin Myun,
Shin Myun meminta maaf telah membiarkan Seung Yoo hidup. P Sooyang kembali
memprovokasi dirinya dengan halus. Shin Myun berjanji akan selalu mengingatnya.
Se Ryung sangat menderita dan menyalahkan dirinya sendiri. ' Seharusnya aku memberitahu segalanya sejak awal
tentang siapa diriku, maka ia tidak akan menderita seperti sekarang.' Sekali
lagi ia berusaha menemui ayahnya dan memohon untuk tidak membunuhnya. Kali ini
P Sooyang tidak mau mengubah keputusannya. Se Ryung sangat marah pada ayahnya.
Belum puas membunuh Kim
Jeong Seo, kali ini P Sooyang dan pengikutnya mengincar P Anpyong, adik
kandungnya sendiri. Putri senang sekali mendengar pamannya yang satu itu masih
hidup, tetapi terlambat. Saat ia tiba di kediaman pamannya, Shin Myun sudah
membawa P Anpyeong ke istana. Putri dan Jeong Jong mengawasi mereka dari jauh.
Tinggal satu harapan putri, pamannya yang lain, P Geum Seong. P Geum Seong
mendukungnya dan berjanji untuk menghadapi P Sooyang.
Jeong Jong berusaha menemui Seung Yoo di dalam penjara, ia datang bersama
gurunya. Berharap untuk bisa meluluhkan hati Shin Myun. Shin Myun menemui Seung
Yoo, matanya memancarkan kesedihan. Tetapi ia tetap mengatakan bahwa esok Seung
Yoo akan menjalani hukuman mati. Jeong Jong marah mendengar kata-kata Shin Myun.
Seung Yoo
semakin frustasi menerima keadaan ( terutama berkaitan dengan Se Ryung ). Ia meronta dan menangis, Jeong Jong berusaha
menenangkannya dengan sedih. Shin Myun meninggalkan mereka.
Shin Myun merenung di
ruangannya, gurunya datang menghampiri. ' Pasti ini berat untukmu, Myun ah...'
katanya.
'Tidak!' jawab Shin Myun.'
Demi ayah dan keluargaku aku telah memilih jalanku. Aku tidak menyesalinya.' (Paling
nyesel kamu akhir-akhirnya Myun)
' Ini kesempatan terakhir
bagimu, kembalilah pada dirimu yang sebenarnya.'
Shin Myun tetap keras kepala dan mengingkari hati nuraninya. Ia menyuruh Ja Beom mempersiapkan semua keperluan
untuk eksekusi ( matanya tetep nggak bisa bohong.....)
Se Ryung mendengar semua
pembicaran mereka dan ia sangat marah dan meminta Shin Myun membantu Seung Yoo.
Kali ini Shin Myun di puncak kecemburuannya. Ia marah dan berkata pada Se Ryung."
Aku ini tunanganmu dan jangan pernah lagi menyebut namanya lagi di depanku!' Se
Ryung marah dan mengejek Shin Myun sebagai sahabat yang menghianati temannya. Shin
Myun menjawab dingin, 'aku hanya melakukan tugasku.'
Hari pelaksanaan eksekusi,
P Sooyang mempersiapkan diri. Seorang pelayan memintanya keluar. Di halaman
rumah mereka, Se Ryung berlutut dengan sebilah pedang didekatnya. Wajahnya
pucat dan lemah, ia memohon pada ayahnya untuk membebaskan Seung Yoo dari
hukuman mati. ' Menggunakan tubuhmu untuk menekan ayahmu demi cinta?'
Bukan! jawab Se Ryung, aku
melakukan ini untuk menyelamatkan orang yang tidak bersalah. Se Ryung tidak
main-main dengan ancamannya, ia bahkan melukai lehernya dan mengancam akan
menebas lehernya sendiri jika hukuman itu dilakukan. Darah mengalir dari
lukanya, Jika kalian membunuhnya maka aku akan ikut dengannya tanpa ragu.' ( Good Job ! bahkan
aku pun bisa ngak punya keberanian semacam itu –- Aku salut banget)
Semua tawanan diseret ke
tempat eksekusi, termasuk Seung Yoo. Para
algojo sudah siap dengan pedang mereka. Satu persatu para tawanan menerima
giliran mereka untuk dipenggal kepalanya, termasuk Seung Yoo. Se Ryung juga
masih bertahan dengan pedang di lehernya menanti keputusan atas Seung Yoo.
P Sooyang dan anak buahnya
hendak menghadiri eksekusi, tiba-tiba serombongan orang datang, mereka adalah
Putri, Jeong Jong, P Geum Seong diikuti para profesor yang meminta pembebasan
atas P Anpyong dan para tawanan yang lain yang dihukum mati. Akhirnya raja muda
angkat bicara, dengan bijaksana ia mengatakan bahwa sudah terlalu banyak korban
nyawa.
Tibalah giliran Seung Yoo
untuk dieksekusi. Tiba-tiba datanglah seorang utusan membawa perintah raja untu
membatalkan hukuman mati dan sebagai gantinya mereka akan dibuang ke Pulau
Kanghwa sebagai pelarian. Seung yoo menatap langit yang mulai cerah (td
langitnya berawan mendung)......entah apa artinya ini,,
( Sebenarnya ini Ayah yang
baik ato Jahat sih ??? Rubah berekor dua)
Se Ryung diberitahu
sendiri oleh P Sooyang tentang bebasnya Seung Yoo. Tetapi dia akan segera
dibuang ke Pulau Kanghwa esok pagi. Ia langsung menemui Seung Yoo di penjara. Shin
Myun dan Ja Beom melihatnya. ' Biarkan saja, ini kesempatan terakhirnya (
bertemu Seung Yoo maksudnya )'
Se Ryung berdiri di depan
trali, Seung yoo melihatnya tak percaya. Tiba-tiba Seung Yoo meraih leher Se Ryung
dan mencekik leher Se Ryung..........
To Be Continue…………
sumber : www.sinopsisdramakorea.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar