Kamis, 08 Desember 2011

Sinopsis The Princess's Man Eps. 24 ( Last Episode )

The Last Episode of The Princess's Man 


Last Episode.... Happy Reading :)


Bagaimana…bagaimana kau bisa berada disini? Tanya Seuung yoo
Se ryeong menangis. Bagaimana aku kesini itu tidak penting Guru, katanya. Ia memberitahu rencana mereka untuk menjadikan dirinya sebagai umpan untuk menangkap Seung yoo.
Kumohon jangan sampai tertipu oleh mereka.
Seung yoo membawa Se ryeong pergi.
Apakah kau lari? Tanya Seung yoo. Apakah mereka mengetahui bahwa kau pergi?
Se ryeong meminta maaf karena ia pergi dengan berkuda maka semuanya mengetahuinya.


Sin Myeon kehilangan akal sehatnya begitu mengetahui kepergian Se ryeong. Ia langsung memerintahkan Ja Beon mengrerahkan prajurit malam itu juga mereka akan melakukan penyerangan. Ja Beon mencoba mencegah atasannya itu tapi sia-sia.

Seung yoo membawa Se ryeong pada Cho hui dan gadis-gadisnya. Jendral Shi ae yang melihatnya bertanya, siapa dia? Dengan spontan Seung yoo menjawab: Dia istriku.

Cho hui dkk terkejut mendengarnya. Jadi kau sudah menikah, tanya Jendral Shi Ae. Seung yoo mengiyakan.

Jadi mereka berencana menggunakan istrimu untuk menangkapmu? Tanya Jendral
Ya, jawab Seung yoo. Malam itu mereka menyusun strategi dan mengerahkan pasukan.


Sin Myeon dan pasukannya tiba di markas para pemberontak. Bunuh semua yang ada disana kecuali wanita dan anak-anak! Perintah Sin Myeon. Mereka maju dan menyerang tetapi betapa terkejutnya mereka saat menemui perkemahan mereka kosong.
Tuan, ini jebakan, teriak Ja Beon



Benar juga. Pasukan pemberontak keluar dari persembuanyiannya dan pertempuran sengit tak dapat dihindari. Pasukan Sin Myeon terdesak dan berusaha menarik pasukannya tetapi terlambat. Seung yoo melihat Sin Myeon berdiri membelakanginya dan berusaha melemparkan pedangnya ke arahnya. Ja Beon melihatnya dan berusaha melindungi atasannya itu. Pedang itu menancap di punggung dan menembus dampai perutnya. Ja Beon roboh, Sin Myeon terkejut dan memanggil-manggil namanya..


Tuan…cepatlah pergi, katanya terbata. Sin Myeon menangisi kematian bawahan setianya itu. Pasukan kerajaan datang memberi bantuan dan pasukan pemberontak mundur.

Se ryeong membantu para wanita merawat prajurit yang terluka. Ia melihat Seung yoo terluka dan merawatnya.

Seung yoo sedih mengetahui fakta bahwa selama ini Se ryeong hidup menderita sebagai pelayan di rumah Sin Myeon.
Ia tidak berani melakukan apapun padaku, kata Se ryeong. 


Setiap kali setelah pertempuran, ketika aku kembali dengan berlumuran darah. Diriku ini…apakah aku manusia atau binatang, aku bahkan tak yakin tentangnya.
Sejauh yang kutahu kau hanyalah pria yang selalu kurindukan, jawab Se ryeong.
Seung yoo membelai wajah Se ryeong dan memintanya beristirahat. Ia akan kembali ke kemah. Se ryeong tersenyum memandang Seung yoo. Detik berikutnya ia kembali merasakan sesuatu yang aneh di tubuhnya, ia memegangi dadanya.
Ia memeluk Seung yoo yang bersandar padanya dan memeluk Se ryeong penuh kedamaian.


Sin Myeon menguburkan mayat Ja Beon, ia menatap mayat pembantu setianya dengan sedih.
Aku bahkan belum mengucapkan terimakasih, katanya terbata. Kau selalu mendukung ide-ide bodohku dan melindungi diriku yang tak berguna ini.Terimakasih….terimakasih banyak….


Di dalam istana, mereka tengah menunggu kabar dari Hamgildo.
Bagaimana dengan Officer Sin? Tanya raja
Saat ini kita pasti sudah berhasil menangkap dan membunuh Kim Seung yoo, kata seorang menterinya.
Kalo memang seperti itu mengapa sampai detik ini kita belum mendapat kabar? Raja menatap Menteri Sin. Ia berkata bisa jadi Sin Myeon berubah pikiran dan berbalik ke pihak Seung yoo.
Yang Mulia…Kata Menteri Sin


Aku hanya bercanda, katanya sambil tertawa. Mana mungkin ia meninggalkanmu disisiku dan menghianatiku. Menteri Sin terdiam.

Seung yoo membawa Se ryeong ke suatu tempat di tepi sungai.
Berada di tempat ini terasa begitu damai, kata Se ryeong. Seung yoo berkata ia selalu mengunjungi tempat itu di saat ia lelah dan merindukan seseorang. Se ryeong tersenyum.


Seung yoo berkata bahwa akan ada pertempuran besar. Seluruh Hamgildo akan menjadi medan pertempuran. Ia meminta Se ryeong kembali ke ibukota dan menunggunya di Kuil Seung Bup. Se ryeong menolak, ia akan tetap berada disisi Seung yoo. Seung yoo memastikan meskipun ia akan menderita jika meninggalkan Se ryeong namun tempat ini sangat berbahaya baginya.
Kembalilah dengan selamat, akhirnya Se ryeong menuruti permintaan Seung yoo. Kembalilah ke sisiku dengan selamat.

Di markasnya Sin Myeon menerima surat rahasia dari raja yang berisi teguran tentang ketidakmampuannya menumpas gerakan pasukan pemberontak dibawah pimpinan Kim Seung yoo. Hanya ada satu cara untuk mendapatkan kembali kepercayaan raja yaitu dengan membabat habis gerakan mereka pada pertempuran berikutnya. Sekretaris Kerajaan menyampaikan hal itu pada Sin Myeon.
Aku akan melakukannya, jawab Sin Myeon pasti.

Se ryeong bersama Cho Hui cs bersiap berangkat ke ibukota. No geol dan Se Aeng merasa berat berpisah. Mereka semakin dekat satu sama lain. Aku tidak ingin pergi, kata So Aeng. No geol mengiyakan dan Seok ju memukul kepalanya. Seok ju melepas Cho hui dan berpesan untuk mencari tempat bersembunyi.
Jangan berusaha kembali ke Bing Ock guan, pesannya.
Ia menggenggam tangan Cho hui
Kalau kau sampai mati, aku tak akan memaafkanmu, ancam Cho hui pada Sek ju.

Seung yoo juga melepas Se ryeong dengan berat hati. Saat kita bertemu kelak kita tidak akan pernah berpisah lagi, kata Seung yoo. Se ryeong memeluk Seung yoo sebelum mereka berangkat.

Pasukan pemberontak menyusun strategi lagi. Mereka mendapat kabar kedatangan pasukan dari Hamyeong gun
 Berapa jumlah mereka? Tanya Jendral Lee. Pasukan dari Manyeong gun dalam jumlah yang sangat banyak dan siap menyerang.


Kedua pasukan telah bersiap. Ada 3 pasukan di medan pertempuran. Pasukan Seung yoo dan Jendral Lee, pasukan Sin Myeon dan satu lagi pasukan dibawah Sekretaris istana yang dikirim raja untuk mengawasi pasukan Sin Myeon. Pertempuran antara pasukan pemberontak dan pasukan kerajaan dibawah Sin Myeon pecah. Pertempuran berlangsung sangat sengit sementara pasukan yang dikirim raja mengawasi jalannya pertempuran. Mereka bersiap dengan senjata panah.

Akhirnya Seung yoo dan Sin Myeon saling berhadapan.
Bajingan! Hari ini kau akan berakhir dan mati di tanganku, kata Sin Myeon.
Apakah kau tidak merasa malu di hadapan Jong? Tanya Seung yoo. Mereka saling menyerang. Keduanya sama-sama tangguh.

Sekretaris Istana meminta Jendralnya mempersiapkan pasukannya. Arahkan panah pada Kim Seung yoo, kita jangan membuang kesempatan, perintahnya. Bawahannya mengingatkan bahwa Officer Sin ada disana tapi ia tidak peduli dan meminta mereka segera menembakkan panah ke arah Seung yoo.
Kita tidak boleh membuang kesempatan ini, cepat tembakkan panahnya!

Akhirnya pasukan pemanah melepaskan busur mereka, anak panah berterbangan. Banyak tentara baik dari pihak Seung yoo maupun Sin Myeon rubuh terkena anak panah mereka dan sebuah anak panah melesat mengenai tubuh Sin Myeon. Sin Myeon terkejut, ia tahu ini perbuatan Sekretaris istana dan ia sangat marah, tetapi satu lagi anak panah menancap di punggungnya.



Seung yoo terkejut melihat sahabatnya rubuh diserang dari belakang, ia membawa Sin Myeon ke tempat yang aman.

Mereka pasukan Sooyang, mengapa mereka menembakkan panah padamu? Tanya Seung yoo.
Kau…Sin Myeon kepayahan. Mengapa kau menyelamatkanku?
Tiba-tiba sebuah anak panah melesat mengenai Seung yoo.
Seung yoo melihat pada Sin Myeon, Kita pergi dulu dari tempat ini. Sin Myeon menolak walau Seung yoo berusaha memaksanya. Terbayang di matanya saat-saat mereka masih bersama sebagai sahabat. Ia, Seung yoo dan Jeong jong. Dengan susah payah ia berkata: Kau selalu membuat diriku terlihat sebagai bahan tertawaan,aku akan menemui Jong lebih dahulu,  pergii!!! Teriaknya sambil mendorong tubuh Seung yoo. Seung yoo terjatuh dan kembali beberapa anak panah menghujam ke tubuh Sin Myeon. Pria itu roboh dalam pelukan Seung yoo. Seung yoo melepas kepergian sahabatnya. Lupakan semua dan pergilah, katanya sambil menutup kedua mata Sin Myeon.
Kematian Sin Myeon di tangan atasannya sendiri membuat Seung yoo semakin kuat dan mereka pun memperoleh kemenangan.



Pasukan pemberontak merayakan kemenangan mereka dan kembali menyusun strategi. Dengan keberhasilan pasukan pemberontak merebut Hamgildo dan Hamyeong gun, Sooyang pasti akan segera mengerahkan pasukan dalam jumlah yang besar ke Hamgildo, dan Seung yoo berencana menggunakan kesempatan itu untuk menyerang ibukota. Mereka setuju.

Raja sangat marah mendengar kekalahan pasukan mereka di Hamgildo dan mendengar kematian Sin Myeon. Ia bahkan tidak menunjukkan simpatai atas meninggalnya Sin Myeon dan ini sangat membuat Menteri Sin terpukul. Ia sangat sedih sepeninggal putranya.

Se ryeong dan rombongannya tiba di ibukota, mereka berpisah dan Se ryeong menuju ke Kuil Seung Bup dan bertemu Putri Kyeong hye disana. Mereka sangat berbahagia bisa saling bertemu kembali dan saling menanyakan kabar masing-masing. Kau bertemu Kim Seung yoo disana bukan?

Ya, jawab Se ryeong bahagia. Se ryeong mendengar kabar kematian Sin Myeon dari Putri Kyeong hye, ia sangat terkejut.
Karena diriku ia mengalami penderitaan yang besar, kata Se ryeong dengan sedih.
Ada hal-hal yang tak dapat kau kendalikan, kata Putri. Jangan dimasukkan ke hati.

Tiba-tiba Se ryeong merasakan kembali perasaan tidak enak di tubuhnya. Putri memandangnya dengan curiga. Ada apa? Dugaan Putri benar, Se ryeong tengah mengandung.

Seung yoo dan pasukannya menyelinap di ibukota. Mereka  mengawasi istana.

Malam itu raja bermimpi bertemu dengan raja terdahulu, Raja Danjong. Raja kecil itu menangis dan air matanya menetes di tangannya. Saat terbangun raja menemukan sebuah luka di tangannya. Ratu terbangun dan melihat kegalauan raja. Ia meminta raja menenangkan diri dan berdoa di Kuil.


Ada penghianat di kalangan pemberontak dan membuat jendral Lee tertangkap. Seung yoo sangat marah mendengarnya. Tiba-tiba No geol masuk dan memberitahu bahwa raja meninggalkan istana menuju Kuil Seung Bup. Seung yoo memutuskan akan mengambil kesempatan ini untuk membunuh Sooyang. Seok ju ingin mendampinginya tetapi Seung yoo menolak. Ia tak ingin Seok ju mati bersamanya, karena ia ingin pria itu menjaga Se ryeong sepeninggal dirinya.

Kau tidak boleh membiarkannya seorang diri, kata Seung yoo. Ia akan mengambil resiko seorang diri. Tak ada seorangpun yang dapat menggantikan tempatku, katanya.

Raja dan rombongan tiba di Kuil, ia melihat bayi Jong. Apakah ia putra Kyeong hye? Tanyanya.


Putri bergegas memberitahu Se ryeong. Kau harus tetap berada disini dan jangan keluar, perintahnya. Jika mereka tahu kau akan menjadi seorang ibu maka kau ada dalam masalah besar.


Terlambat, raja dan ratu mendengar percakapan mereka. Ratu sangat terpukul mendengar semuanya.
Jangan bilang kalau itu adalah anak dari Kim Seung yoo, kata Raja yang juga terkejut.
Orang itu adalah suamiku, jawab Se ryeong.
Suami? Raja begitu marah dan memerintahkan untuk mengurung Se ryeong.

Raja duduk di depan altar.
Apakah kau masih belum puas? Ia bertanya pada patung Budha didepannya. Setelah kau ambil Putra Mahkota kini kau biarkan putriku mengandung anak dari darah daging Kim Jeong Seo. Ia memanggil pengawalnya dan meminta segelas anggur.

Ratu bertanya pada Se ryeong apakah Seung yoo sudah mengetahui semuanya? Se ryeong menjawab. Ia tidak yakin Seung yoo belum mengetahuinya.


Adalah sebuah kesalahan dengan jatuh cinta pada musuh keluarga kita. Tetapi sekarang kau malah mengandung anaknya. Ratu mengingatkan akan sulit bagi mereka, tidak akan ada masa depan untuk mereka berdua.
Takdir anak ini tak seorangpun berhak memutuskannya, kata Se ryeong. Hak untuk memilih sepenuhnya ada di tangan anak ini.

Seung yoo mengendap-endap di sekitar kuil. Ia berhasil merobohkan beberapa pengawal istana dan mengambil seragamya. Dengan pakaian pengawal ia memasuki tempat dimana raja tengah berdoa. Ia melihat sosok yang diincarnya tengah duduk menghadap altar dan bayangan kematian orang-orang tercintanya terngiang di mata Seung yoo. Ia menghunus pedangnya pada leher musuh bebuyutannya itu. Raja terkejut saat melihat Seung yoo didepannya.


Sooyang, aku datang kesini untuk memenggal kepalamu, kata Seung yoo. Se ryeong tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Ia seperti merasakan sesuatu.

Apakah kau benar-benar tidak peduli? Jika kau membunuhku maka Se ryeong akan sangat menderita. Seung yoo nampak ragu, beberapa pengawal memasuki ruangan dan mengepung Seung yoo.

Apakah kau tahu perbedaan diantara kau dan aku? Tanya raja pada Seung yoo. Aku telah mengotori tanganku dengan darah dari banyak orang untuk dapat menduduki tahta dan kau juga membunuh banyak orang untuk membalas dendam.

Seung yoo sangat yakin kesempatannya untuk membunuh Sooyang ada di depan mata. Tetapi pria itu lebih pandai dan lebih licik darinya.
Se ryeong tengah mengandung, katanya di saat-saat terakhir saat Seung yoo hendak menebas kepalanya dengan pedangnya. Seung yoo terkejut. Kim Seung yoo, dia anakmu, raja menegaskan.

Seung yoo begitu terkejut hingga ia lengah dan dengan mudah langsung membekuknya.
Seng yoo diseret ke luar kuil, ia terkapar di kaki Sooyang dengan darah berlumuran setelah dihajar oleh pengawal Sooyang dan pria itu memaksanya memohon ampunan darinya. Seung yoo yang sudah begitu kepayahan meludah. Raja sangat marah dan meminta pengawal  menghabisi nyawanya sekarang juga.


Se ryeong datang dan berusaha membela suaminya yang sudah tak berdaya. Kau harus membunuhku dulu, katanya sengit pada ayahnya. Ratu juga muncul
Bagaimana..bagaimana kau bisa membunuh orang di dalam kuil Budha? Tidakkah kau mengerti kondisi Se ryeong saat ini? ( ia mengkhawatirkan putrinya yg tengah hamil )


Raja mengalah dan meminta pengawal membawa Seung yoo ke dalam penjara. Seung yoo tergeletak tak berdaya dengan tubuh bersimbah darah. Terngiang kata-kata raja: Se ryeong sedang mengandung, Kim Seung yoo, dia anakmu. Seung yoo sangat sedih dan membayangkan kehidupan yang bahagia bersama Se ryeong dan anaknya. Ia tersenyum getir.

Ratu meminta Se ryeong memikirkan cara untuk dapat menyelamatkan Seung yoo meski ia harus memohon pada ayahnya. Ia juga meminta Se ryeong membujuk Seung yoo tetapi gadis itu menolak, itu adalah hal yang sangat tidak mungkin.

Pikirkanlah bayi dalam kandunganmu, kata Putri Kyeong hye tiba-tiba. Hidupmu tidak lagi milikmu sendiri sekarang.
Se ryeong nampak bimbang
Biarkan anak itu melihat ayahnya. Kata Putri lagi. Se ryeong menangis tersedu-sedu memikirkan Seung yoo, dirinya dan calon bayinya.

Se ryeong bersama ratu menemui Seung yoo di dalam penjara. Ratu memberi isyarat pada pengawalnya dan membiarkan Se ryeong masuk dan menemani suaminya. Se ryeong sangat sedih melihat kondisi suaminya. Ia membelai wajah Seung yoo yang bersimbah darah. Seung yoo tersenyum dan menggenggam tangan Se ryeong.


Jangan menangis, katanya
Aku tidak menangis, jawab Se ryeong. Lupakan semua dan kita pergi sejauh-jauhnya
Diantara aku dan ayahku, aku telah membuatmu menderita.

Setelah aku mati dan bertemu ayahku dan Jong. Adakah wanita yang mencintaiku lebih dari diriku sendiri. Bisakah aku memilikinya setelah aku mati? Mereka menangis. Seung yoo memegangi perut Se ryeong dan Se ryeong membelai wajahnya sebelum akhirnya Seung yoo menutup mata.
Guru…Guru…mari kita pergi bersama, Se ryeong memeluk tubuh Seung yoo


Seok ju, Cho hui, No geol dan gadis-gadis itu. Mereka tengah melakukan upacara penghormatan di sebuah pemakaman.


Anak Nakal! Kata Seok ju, kalian sekarang terbaring bersama, apakah kalian bahagia? Tanya Seok Ju sambil menuang arak.
Kalian berdua…pergi bersama di hari yang sama dan di waktu yang sama, kata Cho hui. Kalian pasti berbahagia sekarang bukan?
Adik…panggil No geol, aku dan dia akan bersama. Rupanya No Geol dan So Aeng tengah berbahagia. Terimakasih….
Orabuni…panggil So Aeng. Kau dan kakak perempuan harus berbahagia di dunia lain.

Sudah beberapa tahun dan raja nampak semakin tua dan lelah. Ia juga sakit-sakitan. Ratu mengajaknya mengunjungi sebuah tempat.


Dalam perjalanan ia seperti melihat seseorang yang sangat dikenalnya. Pria itu berjalan bersama seorang anak perempuan. Ia berjalan di dekat tandunya tetapi pria itu tidak melihatnya. Ratu juga melihatnya. Ternyata pria itu berjalan dengan membawa tongkat.

Ratu langsung mengenalinya dan teringat kejadian beberapa waktu yang lalu.



Flashback

Pengawal memeriksa tubuh Seung yoo, ia mengangguk pada ratu. Seung yoo masih bernafas dan ratu berkata pada Se ryeong. Mulai hari ini dan seterusnya kalian sudah mati. Pergilah sejauh mungkin dan jangan pernah lagi muncul di hadapan Yang Mulia. Mereka membawa ‘jenazah’ pasangan itu meninggalkan ibukota. Se ryeong berbaring disisi suaminya dalam gerobak yang mengankut mereka meninggalkan ibukota.

Ratu menghadap raja,
Apakah kau sudah puas sekarang? Tanyanya. Se ryeong mengakhiri hidupnya. Aku mengubur mereka dengan tanganku sendiri. Kumohon jangan lakukan apapun terhadap kuburan mereka.

Raja terkejut dan saat itu ia menangis, tangis sedih karena kehilangan putri yang sangat dicintainya.

Kembali ke masa kini


Di sebuah rumah yang sangat sederhana di pedesaan. Pria yang dilihat oleh raja nampak memasuki halamannya. Seorang wanita muda memapahnya dan seorang wanita lain tersenyum bahagia melihatnya. Ia langsung menyambut pria itu dengan penuh kasih sayang dan gadis kecil itu cemberut melihat mereka.
Ibu mengabaikanku lagi, protesnya.


Se ryeong dan Seung yoo tersenyum mendengar kata-kata gadis kecil itu. Jangan khawatir, kata wanita yang satunya, dia adalah Yeo ri. Nona masih memiliki aku. Yeo ri membawa putri Se ryeong dan Seung yoo pergi.

Ternyata pria yang dilihat oleh raja adalah Seung yoo. Pria itu kehilangan penglihatannya namun mereka hidup bahagia sebagai rakyat biasa. Dari kejauhan raja mengamati pasangan yang sangat berbahagia itu dengan mata berkaca-kaca.

Apakah ini semua perbuatan Ratuku? Tanyanya pada istrinya. Ratu mengangguk dan menggenggam tangan suaminya dengan bahagia. ( Nyesel kan kau Raja ?? Untung semua ini gara-gara Ratu )



Se ryeong membawa Seung yoo berjalan-jalan di padang rumput.
Karena diriku, kau mengakhiri semua. Apakah kau menyesalinya? Tanya Se ryeong.
Meski aku kehilangan penglihatanku, aku telah mendapatkan kembali hatiku. Jawab Seung yoo. Meski aku telah kehilangan hasrat untuk membalas dendam, aku mendapatkan dirimu.


Se ryeong tersenyum bahagia. Sekarang kita disini, apakah kau merasa takut? Tanya Se ryeong
Aku memilikimu disisiku, jawab Seung yoo.


Mereka berkuda bersama melintasi padang rumput. Keduanya nampak bahagia…..


TAMAT .. :)
( aku kira bakal sad ending, eh tau-taunya happy ending.... Habis sinopis awal ni drama di bilang Romeo – Juliet versi Joseon. Jadi aku kira, endingnya bakal kayak Romeo – Juliet.... Tak apalah :D )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar