The Last Episode of The Princess's Man
Last Episode.... Happy Reading :)
Bagaimana…bagaimana kau bisa berada disini?
Tanya Seuung yoo
Se ryeong menangis. Bagaimana aku kesini itu
tidak penting Guru, katanya. Ia memberitahu rencana mereka untuk menjadikan
dirinya sebagai umpan untuk menangkap Seung yoo.
Kumohon jangan sampai tertipu oleh mereka.
Seung yoo membawa Se ryeong pergi.
Apakah kau lari? Tanya Seung yoo. Apakah
mereka mengetahui bahwa kau pergi?
Se ryeong meminta maaf karena ia pergi dengan
berkuda maka semuanya mengetahuinya.
Sin Myeon kehilangan akal sehatnya begitu
mengetahui kepergian Se ryeong. Ia langsung memerintahkan Ja Beon mengrerahkan
prajurit malam itu juga mereka akan melakukan penyerangan. Ja Beon mencoba
mencegah atasannya itu tapi sia-sia.
Seung yoo membawa Se ryeong pada Cho hui dan
gadis-gadisnya. Jendral Shi ae yang melihatnya bertanya, siapa dia? Dengan
spontan Seung yoo menjawab: Dia istriku.
Cho hui dkk terkejut mendengarnya. Jadi kau
sudah menikah, tanya Jendral Shi Ae. Seung yoo mengiyakan.
Jadi mereka berencana menggunakan istrimu
untuk menangkapmu? Tanya Jendral
Ya, jawab Seung yoo. Malam itu mereka menyusun
strategi dan mengerahkan pasukan.
Sin Myeon dan pasukannya tiba di markas para
pemberontak. Bunuh semua yang ada disana kecuali wanita dan anak-anak! Perintah
Sin Myeon. Mereka maju dan menyerang tetapi betapa terkejutnya mereka saat
menemui perkemahan mereka kosong.
Tuan, ini jebakan, teriak Ja Beon
Benar juga. Pasukan pemberontak keluar dari
persembuanyiannya dan pertempuran sengit tak dapat dihindari. Pasukan Sin Myeon
terdesak dan berusaha menarik pasukannya tetapi terlambat. Seung yoo melihat
Sin Myeon berdiri membelakanginya dan berusaha melemparkan pedangnya ke
arahnya. Ja Beon melihatnya dan berusaha melindungi atasannya itu. Pedang itu
menancap di punggung dan menembus dampai perutnya. Ja Beon roboh, Sin Myeon
terkejut dan memanggil-manggil namanya..
Tuan…cepatlah pergi, katanya terbata. Sin
Myeon menangisi kematian bawahan setianya itu. Pasukan kerajaan datang memberi
bantuan dan pasukan pemberontak mundur.
Se ryeong membantu para wanita merawat
prajurit yang terluka. Ia melihat Seung yoo terluka dan merawatnya.
Seung yoo sedih mengetahui fakta bahwa selama
ini Se ryeong hidup menderita sebagai pelayan di rumah Sin Myeon.
Ia tidak berani melakukan apapun padaku, kata
Se ryeong.
Setiap kali setelah pertempuran, ketika aku
kembali dengan berlumuran darah. Diriku ini…apakah aku manusia atau binatang,
aku bahkan tak yakin tentangnya.
Sejauh yang kutahu kau hanyalah pria yang
selalu kurindukan, jawab Se ryeong.
Seung yoo membelai wajah Se ryeong dan
memintanya beristirahat. Ia akan kembali ke kemah. Se ryeong tersenyum
memandang Seung yoo. Detik berikutnya ia kembali merasakan sesuatu yang aneh di
tubuhnya, ia memegangi dadanya.
Ia memeluk Seung yoo yang bersandar padanya
dan memeluk Se ryeong penuh kedamaian.
Sin Myeon menguburkan mayat Ja Beon, ia
menatap mayat pembantu setianya dengan sedih.
Aku bahkan belum mengucapkan terimakasih,
katanya terbata. Kau selalu mendukung ide-ide bodohku dan melindungi diriku
yang tak berguna ini.Terimakasih….terimakasih banyak….
Di dalam istana, mereka tengah menunggu kabar
dari Hamgildo.
Bagaimana dengan Officer Sin? Tanya raja
Saat ini kita pasti sudah berhasil menangkap
dan membunuh Kim Seung yoo, kata seorang menterinya.
Kalo memang seperti itu mengapa sampai detik
ini kita belum mendapat kabar? Raja menatap Menteri Sin. Ia berkata bisa jadi
Sin Myeon berubah pikiran dan berbalik ke pihak Seung yoo.
Yang Mulia…Kata Menteri Sin
Aku hanya bercanda, katanya sambil tertawa.
Mana mungkin ia meninggalkanmu disisiku dan menghianatiku. Menteri Sin terdiam.
Seung yoo membawa Se ryeong ke suatu tempat di
tepi sungai.
Berada di tempat ini terasa begitu damai, kata
Se ryeong. Seung yoo berkata ia selalu mengunjungi tempat itu di saat ia lelah
dan merindukan seseorang. Se ryeong tersenyum.
Seung yoo berkata bahwa akan ada pertempuran
besar. Seluruh Hamgildo akan menjadi medan pertempuran. Ia meminta Se ryeong
kembali ke ibukota dan menunggunya di Kuil Seung Bup. Se ryeong menolak, ia
akan tetap berada disisi Seung yoo. Seung yoo memastikan meskipun ia akan
menderita jika meninggalkan Se ryeong namun tempat ini sangat berbahaya
baginya.
Kembalilah dengan selamat, akhirnya Se ryeong
menuruti permintaan Seung yoo. Kembalilah ke sisiku dengan selamat.
Di markasnya Sin Myeon menerima surat rahasia
dari raja yang berisi teguran tentang ketidakmampuannya menumpas gerakan
pasukan pemberontak dibawah pimpinan Kim Seung yoo. Hanya ada satu cara untuk
mendapatkan kembali kepercayaan raja yaitu dengan membabat habis gerakan mereka
pada pertempuran berikutnya. Sekretaris Kerajaan menyampaikan hal itu pada Sin
Myeon.
Aku akan melakukannya, jawab Sin Myeon pasti.
Se ryeong bersama Cho Hui cs bersiap berangkat
ke ibukota. No geol dan Se Aeng merasa berat berpisah. Mereka semakin dekat
satu sama lain. Aku tidak ingin pergi, kata So Aeng. No geol mengiyakan dan
Seok ju memukul kepalanya. Seok ju melepas Cho hui dan berpesan untuk mencari
tempat bersembunyi.
Jangan berusaha kembali ke Bing Ock guan,
pesannya.
Ia menggenggam tangan Cho hui
Kalau kau sampai mati, aku tak akan
memaafkanmu, ancam Cho hui pada Sek ju.
Seung yoo juga melepas Se ryeong dengan berat
hati. Saat kita bertemu kelak kita tidak akan pernah berpisah lagi, kata Seung
yoo. Se ryeong memeluk Seung yoo sebelum mereka berangkat.
Pasukan pemberontak menyusun strategi lagi.
Mereka mendapat kabar kedatangan pasukan dari Hamyeong gun
Berapa
jumlah mereka? Tanya Jendral Lee. Pasukan dari Manyeong gun dalam jumlah yang
sangat banyak dan siap menyerang.
Kedua pasukan telah bersiap. Ada 3 pasukan di
medan pertempuran. Pasukan Seung yoo dan Jendral Lee, pasukan Sin Myeon dan
satu lagi pasukan dibawah Sekretaris istana yang dikirim raja untuk mengawasi
pasukan Sin Myeon. Pertempuran antara pasukan pemberontak dan pasukan kerajaan
dibawah Sin Myeon pecah. Pertempuran berlangsung sangat sengit sementara
pasukan yang dikirim raja mengawasi jalannya pertempuran. Mereka bersiap dengan
senjata panah.
Akhirnya Seung yoo dan Sin Myeon saling
berhadapan.
Bajingan! Hari ini kau akan berakhir dan mati
di tanganku, kata Sin Myeon.
Apakah kau tidak merasa malu di hadapan Jong?
Tanya Seung yoo. Mereka saling menyerang. Keduanya sama-sama tangguh.
Sekretaris Istana meminta Jendralnya mempersiapkan
pasukannya. Arahkan panah pada Kim Seung yoo, kita jangan membuang kesempatan,
perintahnya. Bawahannya mengingatkan bahwa Officer Sin ada disana tapi ia tidak
peduli dan meminta mereka segera menembakkan panah ke arah Seung yoo.
Kita tidak boleh membuang kesempatan ini,
cepat tembakkan panahnya!
Akhirnya pasukan pemanah melepaskan busur
mereka, anak panah berterbangan. Banyak tentara baik dari pihak Seung yoo
maupun Sin Myeon rubuh terkena anak panah mereka dan sebuah anak panah melesat
mengenai tubuh Sin Myeon. Sin Myeon terkejut, ia tahu ini perbuatan Sekretaris
istana dan ia sangat marah, tetapi satu lagi anak panah menancap di
punggungnya.
Seung yoo terkejut melihat sahabatnya rubuh
diserang dari belakang, ia membawa Sin Myeon ke tempat yang aman.
Mereka pasukan Sooyang, mengapa mereka
menembakkan panah padamu? Tanya Seung yoo.
Kau…Sin Myeon kepayahan. Mengapa kau
menyelamatkanku?
Tiba-tiba sebuah anak panah melesat mengenai
Seung yoo.
Seung yoo melihat pada Sin Myeon, Kita pergi
dulu dari tempat ini. Sin Myeon menolak walau Seung yoo berusaha memaksanya.
Terbayang di matanya saat-saat mereka masih bersama sebagai sahabat. Ia, Seung
yoo dan Jeong jong. Dengan susah payah ia berkata: Kau selalu membuat diriku
terlihat sebagai bahan tertawaan,aku akan menemui Jong lebih dahulu, pergii!!! Teriaknya sambil mendorong tubuh
Seung yoo. Seung yoo terjatuh dan kembali beberapa anak panah menghujam ke
tubuh Sin Myeon. Pria itu roboh dalam pelukan Seung yoo. Seung yoo melepas
kepergian sahabatnya. Lupakan semua dan pergilah, katanya sambil menutup kedua
mata Sin Myeon.
Kematian Sin Myeon di tangan atasannya sendiri
membuat Seung yoo semakin kuat dan mereka pun memperoleh kemenangan.
Pasukan pemberontak merayakan kemenangan
mereka dan kembali menyusun strategi. Dengan keberhasilan pasukan pemberontak
merebut Hamgildo dan Hamyeong gun, Sooyang pasti akan segera mengerahkan
pasukan dalam jumlah yang besar ke Hamgildo, dan Seung yoo berencana
menggunakan kesempatan itu untuk menyerang ibukota. Mereka setuju.
Raja sangat marah mendengar kekalahan pasukan
mereka di Hamgildo dan mendengar kematian Sin Myeon. Ia bahkan tidak
menunjukkan simpatai atas meninggalnya Sin Myeon dan ini sangat membuat Menteri
Sin terpukul. Ia sangat sedih sepeninggal putranya.
Se ryeong dan rombongannya tiba di ibukota,
mereka berpisah dan Se ryeong menuju ke Kuil Seung Bup dan bertemu Putri Kyeong
hye disana. Mereka sangat berbahagia bisa saling bertemu kembali dan saling
menanyakan kabar masing-masing. Kau bertemu Kim Seung yoo disana bukan?
Ya, jawab Se ryeong bahagia. Se ryeong
mendengar kabar kematian Sin Myeon dari Putri Kyeong hye, ia sangat terkejut.
Karena diriku ia mengalami penderitaan yang
besar, kata Se ryeong dengan sedih.
Ada hal-hal yang tak dapat kau kendalikan,
kata Putri. Jangan dimasukkan ke hati.
Tiba-tiba Se ryeong merasakan kembali perasaan
tidak enak di tubuhnya. Putri memandangnya dengan curiga. Ada apa? Dugaan Putri
benar, Se ryeong tengah mengandung.
Seung yoo dan pasukannya menyelinap di
ibukota. Mereka mengawasi istana.
Malam itu raja bermimpi bertemu dengan raja
terdahulu, Raja Danjong. Raja kecil itu menangis dan air matanya menetes di
tangannya. Saat terbangun raja menemukan sebuah luka di tangannya. Ratu
terbangun dan melihat kegalauan raja. Ia meminta raja menenangkan diri dan
berdoa di Kuil.
Ada penghianat di kalangan pemberontak dan
membuat jendral Lee tertangkap. Seung yoo sangat marah mendengarnya. Tiba-tiba
No geol masuk dan memberitahu bahwa raja meninggalkan istana menuju Kuil Seung
Bup. Seung yoo memutuskan akan mengambil kesempatan ini untuk membunuh Sooyang.
Seok ju ingin mendampinginya tetapi Seung yoo menolak. Ia tak ingin Seok ju
mati bersamanya, karena ia ingin pria itu menjaga Se ryeong sepeninggal
dirinya.
Kau tidak boleh membiarkannya seorang diri,
kata Seung yoo. Ia akan mengambil resiko seorang diri. Tak ada seorangpun yang
dapat menggantikan tempatku, katanya.
Raja dan rombongan tiba di Kuil, ia melihat
bayi Jong. Apakah ia putra Kyeong hye? Tanyanya.
Putri bergegas memberitahu Se ryeong. Kau
harus tetap berada disini dan jangan keluar, perintahnya. Jika mereka tahu kau
akan menjadi seorang ibu maka kau ada dalam masalah besar.
Terlambat, raja dan ratu mendengar percakapan
mereka. Ratu sangat terpukul mendengar semuanya.
Jangan bilang kalau itu adalah anak dari Kim
Seung yoo, kata Raja yang juga terkejut.
Orang itu adalah suamiku, jawab Se ryeong.
Suami? Raja begitu marah dan memerintahkan
untuk mengurung Se ryeong.
Raja duduk di depan altar.
Apakah kau masih belum puas? Ia bertanya pada
patung Budha didepannya. Setelah kau ambil Putra Mahkota kini kau biarkan
putriku mengandung anak dari darah daging Kim Jeong Seo. Ia memanggil
pengawalnya dan meminta segelas anggur.
Ratu bertanya pada Se ryeong apakah Seung yoo
sudah mengetahui semuanya? Se ryeong menjawab. Ia tidak yakin Seung yoo belum
mengetahuinya.
Adalah sebuah kesalahan dengan jatuh cinta
pada musuh keluarga kita. Tetapi sekarang kau malah mengandung anaknya. Ratu
mengingatkan akan sulit bagi mereka, tidak akan ada masa depan untuk mereka
berdua.
Takdir anak ini tak seorangpun berhak
memutuskannya, kata Se ryeong. Hak untuk memilih sepenuhnya ada di tangan anak
ini.
Seung yoo mengendap-endap di sekitar kuil. Ia
berhasil merobohkan beberapa pengawal istana dan mengambil seragamya. Dengan
pakaian pengawal ia memasuki tempat dimana raja tengah berdoa. Ia melihat sosok
yang diincarnya tengah duduk menghadap altar dan bayangan kematian orang-orang
tercintanya terngiang di mata Seung yoo. Ia menghunus pedangnya pada leher musuh
bebuyutannya itu. Raja terkejut saat melihat Seung yoo didepannya.
Sooyang, aku datang kesini untuk memenggal
kepalamu, kata Seung yoo. Se ryeong tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Ia
seperti merasakan sesuatu.
Apakah kau benar-benar tidak peduli? Jika kau
membunuhku maka Se ryeong akan sangat menderita. Seung yoo nampak ragu,
beberapa pengawal memasuki ruangan dan mengepung Seung yoo.
Apakah kau tahu perbedaan diantara kau dan
aku? Tanya raja pada Seung yoo. Aku telah mengotori tanganku dengan darah dari
banyak orang untuk dapat menduduki tahta dan kau juga membunuh banyak orang
untuk membalas dendam.
Seung yoo sangat yakin kesempatannya untuk
membunuh Sooyang ada di depan mata. Tetapi pria itu lebih pandai dan lebih
licik darinya.
Se ryeong tengah mengandung, katanya di
saat-saat terakhir saat Seung yoo hendak menebas kepalanya dengan pedangnya.
Seung yoo terkejut. Kim Seung yoo, dia anakmu, raja menegaskan.
Seung yoo begitu terkejut hingga ia lengah dan
dengan mudah langsung membekuknya.
Seng yoo diseret ke luar kuil, ia terkapar di
kaki Sooyang dengan darah berlumuran setelah dihajar oleh pengawal Sooyang dan
pria itu memaksanya memohon ampunan darinya. Seung yoo yang sudah begitu
kepayahan meludah. Raja sangat marah dan meminta pengawal menghabisi nyawanya sekarang juga.
Se ryeong datang dan berusaha membela suaminya
yang sudah tak berdaya. Kau harus membunuhku dulu, katanya sengit pada ayahnya.
Ratu juga muncul
Bagaimana..bagaimana kau bisa membunuh orang
di dalam kuil Budha? Tidakkah kau mengerti kondisi Se ryeong saat ini? ( ia
mengkhawatirkan putrinya yg tengah hamil )
Raja mengalah dan meminta pengawal membawa
Seung yoo ke dalam penjara. Seung yoo tergeletak tak berdaya dengan tubuh
bersimbah darah. Terngiang kata-kata raja: Se ryeong sedang mengandung, Kim
Seung yoo, dia anakmu. Seung yoo sangat sedih dan membayangkan kehidupan yang
bahagia bersama Se ryeong dan anaknya. Ia tersenyum getir.
Ratu meminta Se ryeong memikirkan cara untuk
dapat menyelamatkan Seung yoo meski ia harus memohon pada ayahnya. Ia juga
meminta Se ryeong membujuk Seung yoo tetapi gadis itu menolak, itu adalah hal
yang sangat tidak mungkin.
Pikirkanlah bayi dalam kandunganmu, kata Putri
Kyeong hye tiba-tiba. Hidupmu tidak lagi milikmu sendiri sekarang.
Se ryeong nampak bimbang
Biarkan anak itu melihat ayahnya. Kata Putri
lagi. Se ryeong menangis tersedu-sedu memikirkan Seung yoo, dirinya dan calon
bayinya.
Se ryeong bersama ratu menemui Seung yoo di
dalam penjara. Ratu memberi isyarat pada pengawalnya dan membiarkan Se ryeong
masuk dan menemani suaminya. Se ryeong sangat sedih melihat kondisi suaminya.
Ia membelai wajah Seung yoo yang bersimbah darah. Seung yoo tersenyum dan
menggenggam tangan Se ryeong.
Jangan menangis, katanya
Aku tidak menangis, jawab Se ryeong. Lupakan
semua dan kita pergi sejauh-jauhnya
Diantara aku dan ayahku, aku telah membuatmu
menderita.
Setelah aku mati dan bertemu ayahku dan Jong.
Adakah wanita yang mencintaiku lebih dari diriku sendiri. Bisakah aku
memilikinya setelah aku mati? Mereka menangis. Seung yoo memegangi perut Se
ryeong dan Se ryeong membelai wajahnya sebelum akhirnya Seung yoo menutup mata.
Guru…Guru…mari kita pergi bersama, Se ryeong
memeluk tubuh Seung yoo
Seok ju, Cho hui, No geol dan gadis-gadis itu.
Mereka tengah melakukan upacara penghormatan di sebuah pemakaman.
Anak Nakal! Kata Seok ju, kalian sekarang
terbaring bersama, apakah kalian bahagia? Tanya Seok Ju sambil menuang arak.
Kalian berdua…pergi bersama di hari yang sama
dan di waktu yang sama, kata Cho hui. Kalian pasti berbahagia sekarang bukan?
Adik…panggil No geol, aku dan dia akan
bersama. Rupanya No Geol dan So Aeng tengah berbahagia. Terimakasih….
Orabuni…panggil So Aeng. Kau dan kakak
perempuan harus berbahagia di dunia lain.
Sudah beberapa tahun dan raja nampak semakin
tua dan lelah. Ia juga sakit-sakitan. Ratu mengajaknya mengunjungi sebuah
tempat.
Dalam perjalanan ia seperti melihat seseorang
yang sangat dikenalnya. Pria itu berjalan bersama seorang anak perempuan. Ia
berjalan di dekat tandunya tetapi pria itu tidak melihatnya. Ratu juga
melihatnya. Ternyata pria itu berjalan dengan membawa tongkat.
Ratu langsung mengenalinya dan teringat
kejadian beberapa waktu yang lalu.
Flashback
Pengawal memeriksa tubuh Seung yoo, ia
mengangguk pada ratu. Seung yoo masih bernafas dan ratu berkata pada Se ryeong.
Mulai hari ini dan seterusnya kalian sudah mati. Pergilah sejauh mungkin dan
jangan pernah lagi muncul di hadapan Yang Mulia. Mereka membawa ‘jenazah’
pasangan itu meninggalkan ibukota. Se ryeong berbaring disisi suaminya dalam
gerobak yang mengankut mereka meninggalkan ibukota.
Ratu menghadap raja,
Apakah kau sudah puas sekarang? Tanyanya. Se
ryeong mengakhiri hidupnya. Aku mengubur mereka dengan tanganku sendiri.
Kumohon jangan lakukan apapun terhadap kuburan mereka.
Raja terkejut dan saat itu ia menangis, tangis
sedih karena kehilangan putri yang sangat dicintainya.
Kembali ke masa kini
Di sebuah rumah yang sangat sederhana di
pedesaan. Pria yang dilihat oleh raja nampak memasuki halamannya. Seorang wanita
muda memapahnya dan seorang wanita lain tersenyum bahagia melihatnya. Ia
langsung menyambut pria itu dengan penuh kasih sayang dan gadis kecil itu
cemberut melihat mereka.
Ibu mengabaikanku lagi, protesnya.
Se ryeong dan Seung yoo tersenyum mendengar
kata-kata gadis kecil itu. Jangan khawatir, kata wanita yang satunya, dia
adalah Yeo ri. Nona masih memiliki aku. Yeo ri membawa putri Se ryeong dan
Seung yoo pergi.
Ternyata pria yang dilihat oleh raja adalah
Seung yoo. Pria itu kehilangan penglihatannya namun mereka hidup bahagia
sebagai rakyat biasa. Dari kejauhan raja mengamati pasangan yang sangat
berbahagia itu dengan mata berkaca-kaca.
Apakah ini semua perbuatan Ratuku? Tanyanya
pada istrinya. Ratu mengangguk dan menggenggam tangan suaminya dengan bahagia.
( Nyesel kan kau Raja ?? Untung semua ini gara-gara Ratu )
Se ryeong membawa Seung yoo berjalan-jalan di
padang rumput.
Karena diriku, kau mengakhiri semua. Apakah
kau menyesalinya? Tanya Se ryeong.
Meski aku kehilangan penglihatanku, aku telah
mendapatkan kembali hatiku. Jawab Seung yoo. Meski aku telah kehilangan hasrat
untuk membalas dendam, aku mendapatkan dirimu.
Se ryeong tersenyum bahagia. Sekarang kita
disini, apakah kau merasa takut? Tanya Se ryeong
Aku memilikimu disisiku, jawab Seung yoo.
Mereka berkuda bersama melintasi padang
rumput. Keduanya nampak bahagia…..
TAMAT .. :)
( aku kira bakal sad ending, eh tau-taunya
happy ending.... Habis sinopis awal ni drama di bilang Romeo – Juliet versi
Joseon. Jadi aku kira, endingnya bakal kayak Romeo – Juliet.... Tak apalah :D )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar